Bertemu Boy Candra

Ketika berlangsungnya acara meet and greet bersama Boy Candra di Gramedia Pandanaran Semarang
Ketika berlangsungnya acara Meet and Greet bersama Boy Candra di Gramedia Pandanaran Semarang

Saya bukan termasuk penggemar Boy Candra, apalagi penggiat atau pemburu karya-karya bukunya, karena baca novelnya saja saya tidak pernah, hanya sekilas tahu; “Oh itu to karya Boy Candra, oh.. seperti itu..”. 

Jadi, kemarin saya diajak teman saya secara semena-mena untuk mengikuti acara meet and greet Boy Candra, tepatnya hari Jum’at, 06 April 2018 pukul 16.00 di Gramedia Pandanaran Semarang, acara tersebut membicarakan tentang novel terbarunya yang berjudul “Cinta paling Rumit”.

Saya tidak akan mempermasalahkan tentang isi novel tersebut (karena saya bukan penggemar Boy Candra), tetapi hal yang menarik perhatian saya diacara yang sudah dikerumuni remaja-remaja putri tersebut adalah tentang perjalanan kepenulisannya.

Dari niat awal, Boy Candra memang sengaja untuk ingin fokus menyediakan buku-buku sesuai remaja, karyanya adalah fiksi bukan pengalaman pribadi, tapi terkadang dia mengambil cerita dari orang-orang sekitarnya. Tujuan dia awal menulis adalah ingin menghibur orang dan bermanfaat bagi generasi mendatang. Dia juga berpendapat jika ada penulis yang menulis hanya untuk ingin terkenal (cepat merasa ngartis) itu justru akan membuat capek dan itu sangat menyebalkan. Jadilah penulis yang tujuannya tidak mencari fans, karena secara tidak sengaja seorang penulis akan selalu mengikuti kemauan penggemarnya, artinya menulisnya tidak tulus dari dirinya sendiri.

Tips dari Boy Candra agar selalu produktif menulis adalah jangan merasa cepat puas dengan tulisan yang sudah dibuat, seringlah merasa belum pandai dalam menulis, dan tetap rajin membaca. Begitupun menulis yang sesuai EYD tanpa disingkat-singkat jika mengirim sebuah pesan kepada teman atau jika menulis di media sosial lainnya, itu merupakan bentuk bagaimana cara belajar menulis yang benar dalam kegiatan sehari-hari.

Satu hal lagi yang menarik perhatian saya adalah ternyata ketika pertama kali Boy Candra menulis blog, kiblat gaya menulisnya adalah seorang Raditya Dika, genre lucu-lucuannya bisa dilihat di blognya tahun 2011 (Ada yang tahu alamat blognya? Show me please). Pada saat itu juga saya mikir “kok sama ya“. Dulu waktu Aliyah (SMA) saya sering sekali membaca bukunya Raditya Dika sampai hafal beberapa adegan ceritanya. Maka dari itu, ketika pertama kali menulis di blog gaya menulisku terpengaruh oleh bacaan-bacaan Raditya Dika. Dan pada saat itu saya juga mikir, “Jangan-jangan kiblat gaya menulis para bloger di Indonesia kebanyakan terpengaruh oleh Raditya Dika nih, jiahaha”.

Kesadaran diri dalam menulis terlihat ketika awalnya suka nulis “GUE” bertransformasi menjadi “AKU” lalu seiring bertambahnya umur bertaubat lagi berubah menjadi (baku) “SAYA“. Begitu.

Terakhir, ternyata Boy Candra mempunyai hobi yang lucu, diantaranya :

  1. Suka menangkap kepiting
  2. Suka memancing ikan
  3. Suka naik angkot (kalau saya BRT, 1.000 rupiah pakai kartu KTM sudah bisa muter-muter Semarang, wkwk)

Blognya Boy Candra apa ih?

18 thoughts on “Bertemu Boy Candra

      1. EYD digangi PUEBI (Pedoman Umun Ejaan Bahasa Indonesia). Aku maulah ngunjungi blognya dia hehe

      2. Ya sama aja sih, EBI lebih singkatnya. Sampeyan cari aja mbak di playstore yg aku pakai PUEBI

  1. Kesempatan istimewa bs ktmu pnulis sukses. Sama sih ya, sy pun ndak pernah bca tulisan Boy Chandra, klau Bong Chandra sy prnh sih, hee…

    O dia kiblatnya ke Raditya Dika ya, hee…?

    Para bloger Indonesia punya kiblat ke dia? Hhmm …. mungkin kli ya, tp sy gak tahu psti, krn sy pun gak tahu gaya nulisnya Raditya Dika, sy gak prnh bca soalnya. Sy hanya tahu lisan dan filmnya cinta dlm kardus 😂😂🙈🙈

    Iya nich, mana blognya Boy Chandra? 😂

    1. Hahaha menurut ku malah lebih seru dan kocak novelnya daripada film nya..

      Blognya Boy Candra sudah ditunjukin kak kunu dikomenan sebelumnya di atas..

Leave a comment